Hari Kedua

 2 Desember 2023. Hari kemarin aku habiskan untuk merenungi hubungan kita. Hubungan yang Saya kira sudah sangat mature dan matang untuk diteruskan sampai jenjang pernikahan. Kita udah bisa sama-sama mengelola permasalahan yang ada. Walaupun terkadang masih banyak ego yang mengganggu, namun kita lebih baik daripada kita yang dahulu. 

Saya merenungi mengapa bisa semendadak itu, Saya mempertanyakan masihkah ada secercah perasaanmu padaku. Adakah kesempatanku untuk membangun rumah bersamamu. Aku ingin bertahan pada satu orang. Aku sudah tidak tahu bagaimana cara membangun hubungan dengan orang baru. Aku hanya ingin bertahan pada mu sampai akhir hayat. 

Jikalau pada akhirnya saat ini kita harus berpisah, izinkan aku untuk menjadikanmu motivasi hidup. Aku akan kembali pada rentang waktu 2-5 tahun lagi. Aku ingin mempersuntingmu saat aku siap. Menjadi tantanganku karena apakah statusmu masih belum ada yang memiliki kelak di 2-5 tahun itu. Apapun risikonya akan ku ambil. Aku sudah berniat sejak pertama bertemu dengan mu. 

Aku menulis ini agar tetap terjaga kewarasanku dalam menghadapi polemik ini. Siapapun yang membaca tolong abaikan saja. Ini hanya tulisan patah hati yang ditulis oleh seorang pesakitan. 

Hari kedua kemarin aku menemuimu, berharap ada yang masih bisa ku perjuangkan. Aku jelaskan duduk permasalahannya, Kamu bisa lihat dari suaraku yang parau, pupil mataku yang bergetar tiap kali melihatmu, aku berharap kamu bisa merasakan ketulusanku. Aku masih belum selesai berjuang bersamamu. Lulus dari universitas ini bersamamu adalah langkah awal. Satu step lagi untuk kita bisa pulang ke rumah yang sama. Aku ingin itu, bersamamu, orangnya kamu bukan orang lain. 

Comments

Popular posts from this blog

Hari Ketiga

Hari Ke Sembilan

Mencoba Menulis (day 1)