Secuil Cerita Dari Kelas IPS

Seperti yang kalian tahu, Gue kemaren dah resmi jadi Pelajar SMA. Walaupun seragam belom jadi. Jadi pake seragam SMP dulu sementara. huhuhu..

Hari jumat tanggal 15 juli 2016 gue dan teman seangkatan disuruh ke sekolah untuk melihat hasil pembagian kelas yang diseleksi berdasarkan tes potensi kemarin. Hari itu masih dingin, Mendung sedikit menggelayut di kabupaten sleman. Malemnya habis hujan soalnya. Pagi-pagi beberapa siswa telah datang dengan pakaian putih-birunya. Begitupun gue.

Pukul 7 pagi hampir semua siswa sudah datang. Kami dikumpulkan di lapangan. Sebelum proses pengumuman kelas ada sedikit pembukaan dan nasehat untuk tidak kecil hati bagi yang jurusan IPS. Huftt...

Sampai pada proses pengumuman, Proses pengumuman di awali di kelas MIPA 1 Nama gue gak ada di situ. Lanjut ke MIPA 2. Gak ada juga. Dalam hati gue ngomong "Oh mungkin IPS 1" Namun takdir berkata lain. IPS 1 gue juga lolos. Setelah IPS 1 abis. dengan loyo para murid "Sisaan" berjalan menuju ruang kelas IPS 2.

Gue bingung, Gue merenung dan berpikir "Segitu Gobloknya kah gue?" Selepas dari semua itu. Gue pun mencoba mengumpulkan semangat dan melupakan impian masuk ke jurusan IPA. Jujur gue sih gak nyesel-nyesel banget masuk IPS toh diformulir pendaftaran kolom jurusan gue isi IPS.

Gue gak tau temen-temen sekelas gue pada milih IPS atau IPA. Yang pasti dari raut wajahnya keliatan kalo mereka kecewa. Semua orang udah pada paham kalo IPS itu sedikit jurusan kuliahnya. Sedikit peminatnya. Mitos mengatakan kalo anak IPS dikit yang bakal sukses. Sukses itu yang ngejamin bukan dari jurusan pas SMAnya. Banyak kok jurusan IPS yang sukses. Tergantung dari pribadinya masing-masing aja.

Kelas IPS terbentuk, dalam waktu beberapa jam sudah terjadi interaksi sosial yang cukup akrab dan saat hari pertama sudah terbentuk organisasi kelas. dan 'Apes' nya gue jadi wakil ketua. Gara-gara si kampret neriakin nama gue pas pemilihan wakil. Untungnya bukan ketua.

Kelas kami menjadi kelas yang penuh tawa, kami belum tahu siapa yang pintar dan siapa yang bodoh di kelas ini. Artinya kita sama-sama dari nol di sini.

Semoga aja gue bisa bersaing di sekolah ini. Gue pun mulai belajar agar gobloknya gak keliatan-keliatan banget. Gue di kelas cenderung pura-pura bodoh sih. itu adalah taktik agar disepelekan sama yang lain. Bukannya pelit ilmu tapi gue rada risih kalo dikit-dikit ditanyain. Padahalkan gue juga belom ngerti eh udah ditanyain.

Gue duduk di depan. Karena mata gue cacat gak bisa liat jarak jauh. Gue gak mau ngakuin ini takut ortu gue kecewa anaknya ikut-ikutan min. Fokus gue di SMA cuma satu nyari cewek Masuk ke UGM. Sebenernya ada juga sih cewek yang gue incer. Ini membuktikan bahwa gue normal karena tertarik sama lawan jenis. Tapi, Liat dulu hasil UTS entar kalo dia pinter, lanjutin naksir, kalo bodho ya gak jadi.

Semoga kita kompak sampai pisah nanti. Semoga gak ada yang bodho. Semoga bukan gue yang paling bodho. Semoga dengan awal yang indah ada akhir yang indah juga. Semoga gue bisa dapetin gebetan gue. Semoga gue tembus ke UGM ntar.

Comments

Post a Comment

Terima kasih udah baca postingan gue sob!
Alangkah lebih baik kalau kalian meluangkan waktu sedikit untuk berkomen di postingan gue ini :D
Karen satu komen dari kalian sangat berarti bagi gue :D

Thanks!

Popular posts from this blog

Hari Ketiga

 Masih sama seperti hari sebelumnya, masih bangun dengan perasaan sedih dan kehilangan. Penyesalan terbesar mungkin tercipta dihal ini.  Saya benci menjadi orang yang memiliki trust issue. Bagaimana cara mengelola itu agar tak menyakiti orang yang saya sayang. Saya butuh pengobatan sepertinya, sebelum menyayangi orang lain saya harus sembuh dulu dari penyakit ini.  Hari ketiga ini saya mendatanginya ke tempat tinggalnya. Saya membeli sebuah bunga dan tak lupa sepucuk surat aku selipkan didalamnya. Berharap dapat mengubah pikirannya. Belum ada pikiran saya untuk melupakannya. Bahkan jika tidak ada kesempatan sekalipun, Saya rasa saya tetap akan menyimpan bayangannya dalam hati. Pada dirinya lah muncul komitmen dalam diri saya. Sesuatu yang belum pernah muncul selama saya hidup.  Saya bahagia menikmati perjalanan menuju rumahnya. Saya menikmati setiap detail dari jalan raya ini. Saya mengamati rumahnya dari jauh. Bisa jadi ini terakhir kalinya saya berkunjung. Saya rasa alam pun mendukun
Read more

Hari Ke Sembilan

 Hai, Sudah hari ke sembilan. Rencananya saya akan menulis setiap hari guna meredakan perasaan saya. Ternyata cukup sulit untuk konsisten. Hingga akhirnya saya baru sempat menulis kembali di hari kesembilan. Kali ini saya akan membahas mengenai perasaan saya yang merasa sangat direndahkan ketika berkomunikasi dengan seseorang. Pernah kah kalian menemui seorang yang bisa tiba-tiba meledak-ledak emosinya padahal sedang tidak menghadapi persoalan yang menyinggung. Tiba-tiba tak disangka-sangka kata kata kotor terucap dari mulutnya. Padahal sebelumnya hanya bercakap biasa tanpa ada intensi untuk memancing emosi ataupun menyinggung.  Saya terheran-heran mengapa ia bisa dengan mudahnya mengucapkan kata-kata kotor tersebut, sangat mudah baginya merendahkan orang lain. Saya diingatkan seorang kawan bahwa bukan kali ini saja dia berlaku demikian, di masa lampau pun saya pernah mengeluhkan yang sama dari dirinya yang mudah sekali mengeluarkan kata-kata tidak pantas. Mungkin saat itu saya berpiki
Read more

Mencoba Menulis (day 1)

Image
 Hello Besties.... Tau-tau udah 2021 aja nih, 2 tahun lebih blog ini ku tinggalkan karena beberapa alasan. Alasan klasik yaitu: aku sibuk mempersiapkan diriku untuk tes masuk perguruan tinggi negeri. Alasan sebenarnya: Malas!  Tulisan ini dibuat awal tahun 2021 kurang lebih setahun pasca virus Covid-19 mulai menyebar ke seluruh penjuru muka bumi. Sialan, Perkuliahan yang semula menyenangkan berubah menjadi menyengsarakan, menyengsarakan kuota internet kami. Pada awal pandemi sekitar bulan Maret 2020 kegiatan perkuliahan kami dirumahkan. Semua serba online, awalnya hanya satu bulan, tetapi diperpanjang menjadi satu semester, kemudian semester berikutnya juga masih tetap sama. Sedih sekali. Tak banyak yang ku lakukan ketika dirumah saja, hanya sebatas berselancar diinternet mengerjakan tugas yang diberikan dosen, sesekali menonton video random di youtube, sesekali berolahraga. Aku pun merasa ilmu yang ku dapat kurang maksimal. Aku yang malas mencatat materi pun semakin dimanjakan dengan
Read more